Abdan Syakura/Republika

Pelita Ilmu di Pinggiran Sungai Citarum

Berawal dari keresahan melihat banyak anak pemulung di pinggiran sungai Citarum yang terbengkalai pendidikannya, membuat Indra Darmawan tergerak untuk mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk anak-anak pemulung dan putus sekolah.

 

Siswa sekolah tersebut rata-rata merupakan pemulung, anak yatim piatu, anak dari keluarga tidak utuh yang tak mungkin melanjutkan pendidikan karena faktor ekonomi dan anak-anak korban perundungan.

 

Siswa yang bersekolah disini, tidak dipungut biaya. Namun mereka diminta untuk mengumpulkan  sampah seberat satu hingga lima kilogram perminggunya sebagai pengganti iuran sekolah. “Sampah dikumpulkan setiap hari Kamis,” kata Indra.

 

Bicara soal kurikulum, hampir semua sama dengan SMP sebagaimana mestinya. Namun ada beberapa yang membedakan yakni, setiap anak diwajibkan untuk menghafalkan Alquran (hafiz) serta pembelajaran tambahan keterampilan untuk berwirausaha lewat program “One Week One Product” dan pengetahuan soal pemasaran.

Siswa diminta untuk mengumpulkan  sampah sebagai pengganti iuran sekolah.

Selain kurikulum tersebut, sekolah alam ini memiliki program pelestarian sungai Citarum. Di dalam program tersebut para siswa diajak untuk mengambil dan membersihkan sampah di pinggiran sungai Citarum, sampah-sampah tersebut nantinya menjadi modal mereka untuk membayar SPP.  Tak hanya itu, tiap bulannya para siswa diwajibkan untuk menanam satu pohon di lahan kosong di pinggiran sungai Citarum.

 

 Para pengajar di sekolah alam ini rata-rata relawan, mereka mengajar dari Senin sampai Jumat di tiap minggunya. Karena konsepnya adalah sekolah alam, para pengajar seringkali mengajak siswa-siswanya belajar di hutan komunitas serta di pinggiran sungai Citarum. Hal tersebut bertujuan guna siswa-siswanya mampu menerapkan ilmu yang telah diberikan secara langsung.

 

Indra bersama para pengajar lainnya berharap, para siswa sekolah ini bisa melanjutkan pendidikan hingga jenjang universitas. “Kelak mereka akan menjadi sarjana sekaligus penjaga sungai Citarum di masa yang akan datang,” tutup Indra.

Pelita Ilmu di Pinggiran Sungai Citarum